ANALISIS DENGAN
PENDEKATAN SWOT
MATA KULIAH FILOLOGI
Untuk
Memenuhi Tugas Matakuliah Filologi
Disusun oleh:
Wulan Juliani
201410080311051
PROGRAM
STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
MEI 2016
A.
Pengertian Analisis Kekepan (SWOT)
Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisa
Kekepan (SWOT) dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai
hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar
matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan
mampu menghadapi ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi
kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah
ancaman baru.
B.
Faktor-faktor Analisis Kekepan (SWOT)
1)
Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah
kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai
plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Sedangkan keunggulan
lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber daya
manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari
kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang
sangat tinggi, didukung dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai.
Hal lain dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat
terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu
sangat mungkin diharapkan dari proses pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.
2)
Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi
yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga
pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan
kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga
pendidikan lain. Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus
segera dibenahi oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya SDM dalam lembaga
pendidikan.
b. Sarana dan prasarana yang masih
sebatas pada sarana wajib saja.
c. Lembaga pendidikan swasta yang pada
umumya kurang bisa menangkap
peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang
dihadapi sekarang ini.
d. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing
dengan output lembaga pendidikan yang lain dan
sebagainya.
3)
Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi
lingkungan tersebut misalnya:
a. Kecenderungan penting yang terjadi
dikalangan peserta didik.
b. Identifikasi suatu layanan
pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c. Perubahan dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan dengan pengguna atau
pelanggan dan sebagainya.
Peluang
pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara lain yaitu:
a. Di era yang sedang krisis moral dan
krisis kejujuran seperti ini diperlukan
peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan
modern yang cenderung konsumtif
dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga
kajian-kajian agama
berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu
peluang bagi
pengembangan lembaga pendidikan ke depan.
c. Secara historis dan realitas,
mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim,
bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia.
Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan
lembaga pendidikan.
4)
Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari
sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak
ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan
peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah minat
peserta didik baru yang menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah,
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan
lain-lain.
C.
Kegunaan Analisis SWOT
1.
Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2.
Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan
eksternal lembaga
3.
Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan
eksternal Perusahaan
4.
Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5.
Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga
lain
6. Mengetahui kemampuan sebuah
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan dengan para pesaingnya.
D.
Manfaat analsis SWOT
Metode
analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang
bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat
sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun
rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari
segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari
ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat
sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan
diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan
analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi
kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan
dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
E.
Hasil Analisis Kekepan (SWOT)
1. Strength (kekuatan)
a. Anggaran dari APBD kota Solo Selama enam tahun terakhir lancar.
“Anggaran dari APBD kota Solo
senilai 400 juta tiap tahun selama enam tahun terakhir yang berbentuk dana
hibah lancar masuk ke kas komite dalam tiga tahap pencairan. Wiyono menyatakan,
pengelola Radya Pustaka melalui komite mendapat anggaran dari APBD Kota Solo
senilai 400 juta tiap tahun. Selama enam tahun terakhir, anggaran berbentuk
dana hibah itu lancer masuk ke kas komite dalam tiga tahap pencairan. (Paragraf
7)”.
Keterangan: kekuatan tersebut
terletak pada anggaran yang disiapkan pemerintah kota Solo untuk penyelamatan
museum dan ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga yang belum
diterjemahkan yang memiliki estetik dan nilah budaya serta sejarah yang tinggi.
b. Museum ini menyimpan ratusan naskah kuno.
“Museum tersebut menyimpan ratusan
naskah kuno dari keraton dan pujangga yang belum diterjemahkan. Sebut saja
naskah Wulang Reh, Serat Rama, Serat Yusuf, Quran Jawi, Serat Kapel Adam, Serat
Nitimani, Serat Nawawi, Suluk Syatariah, Cariyos Dajjal, serta Serat Pandhito
Raib yang semua ditulis dengan aksara Jawa carik. (Paragraf
2)”.
Keterangan: kekuatan
tersebut terletak pada adanya ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga
yang belum diterjemahkan yang memiliki estetik dan nilah budaya srta sejarah
yang tinggi. Hal ini sungguh ironi dan akan mendapat protes keras dari warga
negara yang sadar akan budaya Indonesia apabila naskah tersebut tidak mampu
untuk dilakukanya digitalisasi.
c. Komitmen dari Walikota Solo yang tetap memerintahkan untuk mencairkan
dana hibah.
Komitmen dari Walikota Solo yang
tetap memerintahkan untuk mencairkan dana hibah, berdasarkan UUD. Menurut dia,
ketika itu tetap ada komitmen dari Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, suksesor
Joko Widodo, untuk tetap mencaikan anggaran dengan dasar Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Proposal dari Komite terkait kebutuhan
anggaran masuk sejak Desember 2015. (Paragraf 10)
Keterangan: kekuatan
tersebut terletak pada adanya komitmen walikota Solo untuk tetap memerintahkan
untuk mencairkan dana hibah. Sebagai penyelamatan museum dan ratusan naskah
kuno dari keraton dan pujangga yang belum diterjemahkan yang memiliki estetik
dan nilah budaya serta sejarah yang tinggi.
2. Weaknesses (kelemahan)
a.
Kurangnya dana untuk membiyayai
seluruh administrasi museum.
Wiyono
menyebutkan, dana dari pemkot selama ini digunakan komite untuk pengoprasian
dan perwatan. Jumlahnya pun pas-pasan (Paragraf15).
Keterangan: kelemahan
tersebut tentang kurangnya dana untuk membiyayai listrik setiap bulan, gaji
depalan karyawan museum, serta biaya memandikan keris dan benda kuno koleksi
museum.
b.
Kurangnya tempat yang memadai untuk
menunjukkan semua koleksi museum.
“Yang dipajang ini baru sebagian koleksi. Sebagian koleksi lainnya disimpan
karena tidak ada tempat, Mas,” kata ST Wiyono, sekretaris Komite Radya Pustaka,
yang ditemui pada Senin (18/4) (Paragraf 3).
Keterangan: kelemahan
tersebut terletak pada kurangnya tempat yang memadai untuk menunjukkan semua
koleksi museum, sehingga banyak koleksi yang tidak diketahui oleh pengunjung
museum yang sebenarnya memiliki ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga.
c.
Pengawasan yang lemah terhadap
kinerja pengurus museum.
“Ketika itu Ketua Pelaksa Yayasan
Paheman Radya Pustaka KRH Darmodipuro atau Mbah Hadi ditangkap aparat
kepolisian karena terbukti menjual lima arca buatan abad ke-4 dan ke-9 (Paragraf
5)”.
Keterangan: kelemahan
tersebut terletak pada adanya pengawasan yang lemah terhadap kinerja pengurus
museum, sehingga mengakibatkan hilangnya koleksi aset berharga yang ada di
museum.
3. Opportunities (peluang)
a.
Pembentukan Radya Pustaka untuk mendukung.
Teguh menilai, Radya Pustaka
memiliki potensi untuk bisa mandiri. Asalkan, ada pengelolaan secara utuh
seluruh kawasan kompleks Sriwedari sebagai cagar budaya (Paragraf
25).
Keterangan: peluang
tersebut terletak pada Radya Pustaka yang bisa berpotensi untuk mandiri. Kalau
kawasan Sriwedari bisa dikelola dengan baik sebagai sarana pendukung, hal
tersebut akan menjadi kawasan yang profit.
b. Dana
hibah dikhususkan untuk museum.
“Pemberian
dana hibah yang dikhususkan untuk museum demi kelancaran dan perawatan museum.
Jumat siang (15/4) wali kota memerintah komite agar museum dibuka jaminannya
adalah pencairan dana hibah pada pekan ini (Paragraf
12)”.
Keterangan: peluang
tersebut terletak pada adanya ana hibah dikhususkan untuk museum. Sehingga
berdampak baik bagi penyelamatan ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga
yang belum diterjemahkan yang memiliki estetik dan nilah budaya serta sejarah
yang tinggi.
c. Adanya
daya tarik pengunjung. Hal ini seperti pada kutipan berikut.
“Perlunya penambahan biaya
operasional guna mempromosikan museum ini agar menarik pengunjung. Sebab,
dengan bujet sebesar itu, alokasi dana untuk promosi Radya Pustaka adalah nol
besar rupiah. Padahal, sebagai museum, promosi adalah hal yang penting untuk menarik
pengunjung (Paragraf 17)”.
Keterangan: peluang
tersebut terletak pada adanya daya tarik pengunjung. Dalam hal ini berdampak
baik untuk pengetahuan dan finansial museum dalam menjalankan program kerjanya.
4. Threats (hambatan)
a. Karyawan
yang memilih mogok kerja. Hal ini seperti pada kutipan berikut.
Karyawan yang memilih mogok kerja,
sehingga membuat museum tersebut ditutup untuk sementara waktu. Lalu, tiba-tiba
Rabu (13/4) seluruh karyawan Radya Pustaka tidak masuk. Museum pun tutup. “Nah
minggu lalu kami tutup dari Rabu sampai Jumat. (Paragraf 11) Wiyono pun
memberikan klarifikasi bahwa Radya Pustaka hanya tutup sementara. (Paragraf
12).
Keterangan: Hambatan
tersebut terkjadi pada karryawan yang memilih mogok kerja. Sehingga membuat museum tersebut ditutup untuk sementara waktu. Hal
ini dikarenakan keterlambatan pencairan dana dari pemerintah.
No comments:
Post a Comment