Wednesday, April 5, 2017

ANALISIS DENGAN PENDEKATAN SWOT MATA KULIAH FILOLOGI

ANALISIS DENGAN PENDEKATAN  SWOT
MATA KULIAH FILOLOGI


Image result for logo umm


Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Filologi
Disusun oleh:

Wulan Juliani
201410080311051








PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MEI  2016

A.    Pengertian Analisis Kekepan (SWOT)
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisa Kekepan (SWOT) dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

B.     Faktor-faktor Analisis Kekepan (SWOT)
1)      Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi, didukung dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.
2)      Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a.     Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan.
b.    Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja.
c.     Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap
peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d.    Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing
dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.

3)      Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut misalnya:
a.     Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b.    Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c.     Perubahan dalam keadaan persaingan.
d.    Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.

Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara lain yaitu:
a.     Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan
peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
b.    Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif
dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama
berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi
pengembangan lembaga pendidikan  ke depan.
c.     Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim,
bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.

4)      Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.

C.    Kegunaan Analisis SWOT
1.      Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2.      Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
3.      Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan
4.      Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5.      Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
6.      Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan dengan para pesaingnya.

D.    Manfaat analsis SWOT
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

E.     Hasil Analisis Kekepan (SWOT)
1.      Strength (kekuatan)
a. Anggaran dari APBD kota Solo Selama enam tahun terakhir lancar.
“Anggaran dari APBD kota Solo senilai 400 juta tiap tahun selama enam tahun terakhir yang berbentuk dana hibah lancar masuk ke kas komite dalam tiga tahap pencairan. Wiyono menyatakan, pengelola Radya Pustaka melalui komite mendapat anggaran dari APBD Kota Solo senilai 400 juta tiap tahun. Selama enam tahun terakhir, anggaran berbentuk dana hibah itu lancer masuk ke kas komite dalam tiga tahap pencairan. (Paragraf 7)”.
Keterangan: kekuatan tersebut terletak pada anggaran yang disiapkan pemerintah kota Solo untuk penyelamatan museum dan ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga yang belum diterjemahkan yang memiliki estetik dan nilah budaya serta sejarah yang tinggi.
b. Museum ini menyimpan ratusan naskah kuno.
“Museum tersebut menyimpan ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga yang belum diterjemahkan. Sebut saja naskah Wulang Reh, Serat Rama, Serat Yusuf, Quran Jawi, Serat Kapel Adam, Serat Nitimani, Serat Nawawi, Suluk Syatariah, Cariyos Dajjal, serta Serat Pandhito Raib yang semua ditulis dengan aksara Jawa carik. (Paragraf 2)”.
Keterangan: kekuatan tersebut terletak pada adanya ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga yang belum diterjemahkan yang memiliki estetik dan nilah budaya srta sejarah yang tinggi. Hal ini sungguh ironi dan akan mendapat protes keras dari warga negara yang sadar akan budaya Indonesia apabila naskah tersebut tidak mampu untuk dilakukanya digitalisasi.
c. Komitmen dari Walikota Solo yang tetap memerintahkan untuk mencairkan dana hibah.
Komitmen dari Walikota Solo yang tetap memerintahkan untuk mencairkan dana hibah, berdasarkan UUD. Menurut dia, ketika itu tetap ada komitmen dari Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, suksesor Joko Widodo, untuk tetap mencaikan anggaran dengan dasar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Proposal dari Komite terkait kebutuhan anggaran masuk sejak Desember 2015. (Paragraf 10)
Keterangan: kekuatan tersebut terletak pada adanya komitmen walikota Solo untuk tetap memerintahkan untuk mencairkan dana hibah. Sebagai penyelamatan museum dan ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga yang belum diterjemahkan yang memiliki estetik dan nilah budaya serta sejarah yang tinggi.

2.      Weaknesses (kelemahan)
a.       Kurangnya dana untuk membiyayai seluruh administrasi museum.
Wiyono menyebutkan, dana dari pemkot selama ini digunakan komite untuk pengoprasian dan perwatan. Jumlahnya pun pas-pasan (Paragraf15).
Keterangan: kelemahan tersebut tentang kurangnya dana untuk membiyayai listrik setiap bulan, gaji depalan karyawan museum, serta biaya memandikan keris dan benda kuno koleksi museum.
b.      Kurangnya tempat yang memadai untuk menunjukkan semua koleksi museum.
“Yang dipajang ini baru sebagian koleksi. Sebagian koleksi lainnya disimpan karena tidak ada tempat, Mas,” kata ST Wiyono, sekretaris Komite Radya Pustaka, yang ditemui pada Senin (18/4) (Paragraf 3).
Keterangan: kelemahan tersebut terletak pada kurangnya tempat yang memadai untuk menunjukkan semua koleksi museum, sehingga banyak koleksi yang tidak diketahui oleh pengunjung museum yang sebenarnya memiliki ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga.
c.       Pengawasan yang lemah terhadap kinerja pengurus museum.
“Ketika itu Ketua Pelaksa Yayasan Paheman Radya Pustaka KRH Darmodipuro atau Mbah Hadi ditangkap aparat kepolisian karena terbukti menjual lima arca buatan abad ke-4 dan ke-9 (Paragraf 5)”.
Keterangan: kelemahan tersebut terletak pada adanya pengawasan yang lemah terhadap kinerja pengurus museum, sehingga mengakibatkan hilangnya koleksi aset berharga yang ada di museum.

3. Opportunities (peluang)
a. Pembentukan Radya Pustaka untuk mendukung.
Teguh menilai, Radya Pustaka memiliki potensi untuk bisa mandiri. Asalkan, ada pengelolaan secara utuh seluruh kawasan kompleks Sriwedari sebagai cagar budaya (Paragraf 25).
Keterangan: peluang tersebut terletak pada Radya Pustaka yang bisa berpotensi untuk mandiri. Kalau kawasan Sriwedari bisa dikelola dengan baik sebagai sarana pendukung, hal tersebut akan menjadi kawasan yang profit.
b. Dana hibah dikhususkan untuk museum.
“Pemberian dana hibah yang dikhususkan untuk museum demi kelancaran dan perawatan museum. Jumat siang (15/4) wali kota memerintah komite agar museum dibuka jaminannya adalah pencairan dana hibah pada pekan ini (Paragraf 12)”.
Keterangan: peluang tersebut terletak pada adanya ana hibah dikhususkan untuk museum. Sehingga berdampak baik bagi penyelamatan ratusan naskah kuno dari keraton dan pujangga yang belum diterjemahkan yang memiliki estetik dan nilah budaya serta sejarah yang tinggi.
c. Adanya daya tarik pengunjung. Hal ini seperti pada kutipan berikut.
“Perlunya penambahan biaya operasional guna mempromosikan museum ini agar menarik pengunjung. Sebab, dengan bujet sebesar itu, alokasi dana untuk promosi Radya Pustaka adalah nol besar rupiah. Padahal, sebagai museum, promosi adalah hal yang penting untuk menarik pengunjung (Paragraf 17)”.
Keterangan: peluang tersebut terletak pada adanya daya tarik pengunjung. Dalam hal ini berdampak baik untuk pengetahuan dan finansial museum dalam menjalankan program kerjanya.

4. Threats (hambatan)
a. Karyawan yang memilih mogok kerja. Hal ini seperti pada kutipan berikut.
Karyawan yang memilih mogok kerja, sehingga membuat museum tersebut ditutup untuk sementara waktu. Lalu, tiba-tiba Rabu (13/4) seluruh karyawan Radya Pustaka tidak masuk. Museum pun tutup. “Nah minggu lalu kami tutup dari Rabu sampai Jumat. (Paragraf 11) Wiyono pun memberikan klarifikasi bahwa Radya Pustaka hanya tutup sementara. (Paragraf 12).
Keterangan: Hambatan tersebut terkjadi pada karryawan yang memilih mogok kerja. Sehingga membuat museum tersebut ditutup untuk sementara waktu. Hal ini dikarenakan keterlambatan pencairan dana dari pemerintah.


No comments:

Pidato mengenai Krisis Pengolahan Sampah

Krisis Pengolahan Sampah  Assalamu’alaikum.wr.wb Yang saya hormati, Bapak dosen pengampu mata kuliah Retorika Bapak Arif Setiawan ...