REGISTER
PADA PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH
SAKIT
IBNU SINA GRESIK
Wulan Juliani
Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah
Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah Malang
ABSTRAK
Judul artikel non penelitian ini Register
Pada Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik. Pada peristiwa ini menggunakan
kajian register yang mencangkup variasi bahasa pada apoteker terhadap pasien
dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Dengan adanya penelitian ini
bertujuan untuk membantu sistem informasi Rumah Sakit yang merupakan komponen
penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan
sosiolinguistik. Selain itu, data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat,
ataupun paragraf yang di dalamnya mengandung register. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa video atau audio dan
transkrip data. Penulis menerapkan metode ini untuk memudahkan dalam
menganalisis data. Dengan menstranskrip data, penulis dapat menemukan hasil
data yang mengandung register tersebut. Hasil analisis data disajikan secara
formal dan informal. Register pada pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk memudahkan
dan meningkatkan keakuratan pengembangan sistem register terhadap apoteker dan
pasien di Rumah Sakit. Sistem register pada apoteker dalam pelayanan kesehatan
ini dapat memberikan informasi lebih lanjut terhadap pasien yang menjalani
pengobatan. Di dalam pelayanan kesehatan, bahasa tidak hanya dipahami sebagai
tanda saja tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan
sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, dalam
penelitian yang berdasarkan pandangan sosiolinguistik akan memperhitungkan
bagaimana pemakaiannya di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial.
Kata kunci:
Register, Variasi Bahasa, Pelayanan Kesehatan.
PENDAHULUAN
Variasi bahasa yang terjadi di Indonesia terkadang menjadi
salah satu faktor penghambat dalam berkomunikasi. Keragaman atau variasi bahasa
yang ada dapat menimbulkan perbedaan pemahaman antara komunikator dan
komunikan. Begitu halnya pada sistem pemberian pelayanan kesehatan penggunaan
bahasa Indonesia menjadi hal yang penting dilakukan oleh perawat (apoteker) agar
klien tidak salah dalam mengartikan bahasa yang dimaksud perawat dan tidak
salah dalam memahami penjelasan mengenai obat yang disampaikan apoteker.
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional di Negara ini
sangat penting digunakan oleh para perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan,
karena bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh penduduk Indonesia sehingga jika
menggunakan bahasa Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan maka hambatan
komunikasi akan semakin berkurang. Walaupun demikian sebagai seorang perawat
harus tetap menghormati bahasa daerah yang digunakan klien. Hal tersebut
dilakukan karena seorang perawat harus menghormati budaya yang di bawa klien, salah
satu dari budaya tersebut adalah bahasa. Karena, kurang lebihnya klien lebih
dominan menggunakan bahasa daerahnya terutama orang tua.
Dalam pelayanan kesehatan juga apoteker harus memahami
variasi bahasa yang merupakan register yang disebabkan oleh adanya sifat-sifat
khas keperluan pemakainya. Dalam kegiatan perawat (apoteker) melayani klien
tentunya akan menggunakan nama-nama obat yang tidak diketahui klien. Selain
itu, dengan adanya register pada pelayanan kesehatan apoteker juga dapat
menjelaskan kepada klien kegunaan dan cara pemakaian obat yang klien butuhkan.
Pada pembahasan artikel ini bertujuan untuk menambah
wawasan, memahami register bahasa yang
digunakan pada saat tertentu, dan ditentukan oleh apa yang anda
kerjakan dengan siapa dan menggunakan sarana apa. Register mencerminkan
aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang
merupakan proses macam-macam kegiatan sosial yang biasanya melibatkan
orang. Register merupakan bentuk makna khususnya dihubungkan
dengan konteks sosial tertentu, yang di dalamnya banyak kegiatan
dan sedikit percakapan, yang kadang- kadang sering disebut dengan bahasa
tindakan. Seperti
pekerjaan pelayanan kesehatan yang
dilakukan apoteker dengan klien menggunakan sarana rumah sakit atau puskesmas
melalui obat-obatan dengan pemakaiannya.
Pada artikel ini
penulis mengambil judul “Register Pada
Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik” harapannya pembaca
dapat memahami penggunaan register yang mengacu pada pemakaian
kosakata khusus yang berkaitan dengan kelompok pekerjaan yang
berbeda. Di samping itu register juga
merupakan
variasi bahasa yang berbeda satu dengan lainnya
karena kekhasan penggunannya. Dengan demikian, pembaca dapat mengerti
register yang menunjukkan akan tipe proses sosial yang sedang terjadi.
A. Register
Register
secara sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa berdasarkan
penggunaannya. Dalam register tidak terbatas pada pilihan kata saja (seperti
pengertian register dalam teori tradisional) tetapi juga termasuk pada pilihan
penggunaan struktur teks, dan teksturnya, karena register meliputi seluruh
pilihan aspek kebahasaan atau linguistik, maka banyak linguis menyebut register
sebagai style atau gaya bahasa. Variasi bahasa biasanya
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu geografis yang menimbulkan dialek
geografis, faktor sosial yang berhubungan dengan kelas sosial, status dan latar
belakang pendidikan. Hal ini kemudian menimbulkan adanya register. Dalam
register merupakan penggambaran ragam bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan
formal dan tidaknya suatu situasi, profesi dan sarana bahasa. Halliday (1978: 25)
mengemukakan bahwa register adalah bahasa yang dipergunakan saat ini.
Tergantung pada apa saja yang sedang dikerjakan. Selain itu, sifat kegiatannya
mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial yang biasanya melibatkan orang.
Maryono
(2002: 18) menyebutkan register merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh
adanya sifat- sifat khas keperluan pemakaianya, misalnya bahasa tulis terdapat
bahasa iklan, bahasa tunjuk, bahasa artikel, dan sebagainya, dalam bahasa lisan
terdapat bahasa lawak, bahasa politik, bahasa doa, bahasa pialang dan
sebagainya. Sedangkan, Ferguson (dalam Purnanto 2002: 21) berpendapat register
adalah situasi komunikasi yang terjadi berulang secara teratur dalam suatu
masyarakat (yang berkenaan dengan partisipan, tempat, fungsi- fungsi
komunikatif, dan seterusnya) sepanjang waktu cenderung akan berkembang menandai
struktur bahasa dan pemakaian bahasa yang berbeda dengan pemakaian bahasa pada
situasi komunikasi yang lain. Selain itu, terdapat pengertian register
lainnya menurut Wilkins (dalam pateda,
1990: 60) bahwa register adalah ragam pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan
pekerjaan seseorang.
Halliday (1978: 32) menjelaskan
bahwa register adalah suatu bentuk prediksi,
dalam arti untuk mengetahui situasi dan konteks sosial pemakaian
bahasa, bahasa yang akan terjadi dan dipakai. Dengan
demikian, fenomena pemakaian register tentunya akan mengalami suatu
perkembangan, baik dari khazanah kosa kata dan ungkapan-ungkapannya,
maupun perkembangan dalam pengacuan maknanya. Register oleh Halliday tidak
hanya membahas soal variasi pilihan kata saja, tetapi akan
melingkupi pilihan penggunaan struktur teks dan teksturnya, kohesi dan
leksiko gramatika., serta pilihan fonologi dan grafologinya. Oleh karena
register meliputi keseluruhan aspek kebahasaan maka sering register disebut
juga sebagai gaya tutur (style).
Berdasarkan
teori dan pendapat para tokoh mengenai register, maka dapat disimpulkan bahwa
dari uraian tentang register di atas. Register adalah ragam bahasa menurut
penggunanya, yaitu bahasa yang digunakan berdasarkan tergpada apa yang sedang
dikerjakan dan sifat kegiatannya. Selain itu, ragam bahasa register cenderung
berkembang yang ditandai oleh struktur
dan pemakaian yang berbeda pada situasi-situasi lainnya. Register mencerminkan aspek
lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan macam- macam kegiatan
sosial yang selalu melibatkan orang.
B. FUNGSI REGISTER
Pada
sosiolinguistik ini terdapat register yang memiliki fungsi-fungsi sesuai
variasi bahasa menurut penggunanya. Dalam fungsi ini ada beberapa tokoh yang
mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi register. Halliday (dalam Nababan,
1985 :42) menyebutkan bahwa fungsi register antara lain:
1. Fungsi Instrumental
Fungsi
instrumental yaitu bahasa yang berorientasi pada pendengar atau lawan tutur.
Bahasa yang digunakan untuk mengatur tingkah laku pendengar sehingga lawan
tutur mau menuruti atau mengikuti apa yang diharapkan penutur atau penulis. Hal
ini dapat dilakukan oleh penutur atau penulis dengan menggunakan ungkapan-ungkapan
yang menyatakan permintaan, himbauan, atau rayuan.
2. Fungsi Interaksi
Fungsi
interaksi yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada kontak antara pihak yang
sedang berkomunikasi. Register dalam hal ini berfungsi untuk menjalin dan memelihara
hubungan serta memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial.
Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu
berjumpa, berkenalan, menanyakan keadaan, meminta pamit, dan lain sebagainya.
3. Fungsi Kepribadian
atau Personal
Fungsi
kepribadian atau personal yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada
penutur.Bahasa digunakan untuk menyatukan hal-hal yang bersifat pribadi.Dalam
hal-hal yang berkaitan dengan dirinya.
4. Fungsi
Pemecah Masalah atau Heuristik
Fungsi
pemecah masalah atau heuristik yaitu fungsi pemakaian bahasa yang terdapat
dalam ungkapan yang meminta, menurut, atau menyatakan suatu jawaban terhadap
masalah atau persoalan.Bahasa yang digunakan biasanya sebagai alat untuk
mempelajari 18 segala hal, menyelidiki realitas, mencari fakta, dan
penjelasan.Ungkapanungkapan yang digunakan dalam fungsi ini berupa suatu
pertanyaan yang menuntut penjelasan atau penjabaran, misalnya “coba
terangkan!”, “bagaimana proses kerja…?” dan sebagainya.
5. Fungsi Hayal
atau Imajinasi
Fungsi
hayal atau imajinasi yaitu fungsi pemakaian bahasa yang berorientasi pada
amanat atau maksud yang akan disampaikan. Bahasa dalam fungsi ini digunakan
untuk mengungkapkan dan menyampaikan pikiran atau gagasan dan perasaan penutur
atau penulis.
6. Fungsi Informasi
Fungsi
informasi yaitu pemakaian bahasa yang berfungsi sebagai alat untuk memberi
suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain.
Selain
dari 6 fungsi register di atas ada pula pendapat lain yang menjelaskan
pendapatnya mengenai fungsi lainnya. Fungsi register para pengunduh sarang
burung walet di Goa Karang Bolong, kabupaten Kebumen ini diartikan sama dengan
fungsi bahasa dalam pandangan sosiolinguistik. Menurut Jakobson (dalam
Soeparno, 2003:6-7) fungsi bahasa antara lain:
1. Fungsi Emotif
Fungsi emotif
adalah bahasa berfungsi sebagai pengungkap rasa gembira, sedih, kesal dan lain
sebagainya. Dimana sebagai tumpuannya adalah penutur (addresser). Fungsi
bahasa ini berhubungan dengan ungkapan perasaan dan emosi
dari penutur.
2. Fungsi Konatif
Fungsi konatif
adalah fungsi bahasa dimana yang menjadi tumpuan adalah lawan bicara (addresce).Fungsi
bahasa ini berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan agar lawan bicara dapat
melakukan apa yang diungkapkan oleh penutur.
3. Fungsi Referensial
Fungsi
referensial adalah fungsi bahasa yang terjadi jika kita sedang membicarakan
topik tertentu dan yang menjadi tumpuan adalah konteks (context). Fungsi
bahasa ini terjadi ketika kita sedang membicarakan suatu permasalahan dengan
topik tertentu.
4. Fungsi Puitik
Fungsi puitik
adalah fungsi yang terjadi jika kita menyampaikan suatu amanat atau pesan
tertentu dan yang menjadi tumpuannya adalah pesan (massage).
5. Fungsi Fatik
Fungsi fatik
adalah fungsi bahasa yang dilakukan jika seseorang bertujuan hanya untuk bisa
kontak langsung dengan orang lain dan yang menjadi tumpuan adalah pembicaraan
dalam kontak (contact).
6. Fungsi Metalingual
Fungsi
metalingual adalah fungsi bahasa yang terjadi jika kita berbicara masalah
bahasa dengan menggunakan bahasa tertentu dan yang menjadi tumpuannya adalah
kode (code).Fungsi metalingual misalnya bahasa untuk menjelaskan,
mendefinisikan, atau menamai.
Dengan
adanya berbagai macam fungsi yang terdapat pada register dan penggunannya.
Dengan hal ini dapat disadari bahwa bahasa pada register tidak terbatas pada
pilihan kata saja. Selain itu, dengan adanya variasi bahasa memiliki
fungsi-fungsi tertentu dan tujuan tersendiri.
C. Jenis-Jenis Register
Pengertian
register menurut Wilkins (dalam pateda, 1990: 60) bahwa register adalah ragam
pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang. Register
dibedakan dalam jenis-jenis berikut:
1. Oratorical
atau frozen (baku)
Pada jenis baku
ini yaitu register yang digunakan oleh pembicara yang profesional karena pola
dan kaidahnya sudah mantap, biasanya digunakan pada situasi yang khidmad,
seperti pada mantra, undang-undang, kitab suci, dan lain sebagainya.
2. Deliberative
atau formal
Pada jenis
formal ini yaitu register yang digunkan pada situasi resmi sesuai dengan tujuan
untuk memperluas pembicaraan yang disengaja, misalnya pidato kenegaraan,
peminangan, dan sebagainya.
3. Consultative
atau usaha
Pada jenis usaha ini yaitu register yang digunakan dalam
transaksi kenegaraan , peminanagan, dan sebagainya.
4. Casual atau
santai
Pada jenis
santai ini yaitu register yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Ragam ini
banyak menggunakan allegro, yaitu bentuk kata yang diperpendek.
5. Intimate atau
intim
Pada jenis intim
yaitu register yang digunakan pada situasi antar anggota keluarga. Halliday
(1978: 25) mengemukakan bahwa register adalah bahasa yang dipergunakan saat ini
tergantung pada apa saja yang sedang dikerjakan. Selain itu, sifat kegiatannya
mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial yang biasanya melibatkan orang.
Dapat
disimpulkan dari uraian tentang register diatas, register adalah ragam bahasa
menurut pemakaianya, yaitu bahasa yang digunakan tergantung pada apa yang
sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Register mencerminkan aspek lain dari
tingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan macam- macam kegiatan sosial
yang selalu melibatkan orang.
D. Register Pada Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit
Ibnu Sina Gresik
Pada
pembahasan sebelumnya telah disinggung bahwa register ini merupakan secara
sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa berdasarkan penggunaannya. Dengan
hal ini pada pelayanan kesehatan antara apoteker dengan klien atau pasien pula
juga merupakan register atau variasi bahasa. Karena, dalam kegiatan tersebut
terdapat komikator dan komunikan yang membahas mengenai pelayanan kesehatan dimana
terdapat frase-farse yang mengaitkan dengan register. Selanjutnya, register
merupakan ragam bahasa yang dipergunakan untuk maksud tertentu, sebagai
kebalikan dari dialek sosial atau regional (yang bervariasi karena penuturnya)
register ini dapat dibatasi menjadi lebih sempit dengan acuan pada pokok
ujaran, pada media atau pada tingkat keformalan (Harman dan Stork dalam
Alwasilah 1993 : 53).
Register
dibagi menjadi dua bentuk yaitu register selingkung terbatas dan register
selingkung terbuka. Register selingkung terbatas maknanya sedikit, sifatnya
terbatas jumlah kata dan maknanya terbatas sehingga beritanya terbatas dan
tertentu, register ini merupakan yang tidak mempunyai tempat secara konkrit
dalam masyarakat maupun dalam tataran individu dan kreativitas, karena sudah
jarang dipakai. Selain itu terdapat, register selingkung terbuka mempunyai
corak- corak makna yang berhubungan dengan register, bahasa yang digunakan
dalam register yang lebih terbuka adalah bahasa tidak resmi atau percakapan
spontan. Namun, register ini tidak ada situasi maknanya ada tingkat tertentu
tidak ditujukan secara langsung selalu ada ciri yang dijelaskan ( Halliday 1994:
53-55).
Pada
register peristiwa pelayanan kesehatan ini mempunyai ciri-ciri register berupa (1) register yang berwujud kosa kata khusus
yang hanya dimengerti oleh komunitas apoteker, (2) register yang berwujud
frase, (3) register dilihat dari struktur kalimatnya dan (4) register yang
berwujud allegro. Dalam register, variasi bahasa
berdasarkan penggunaannya merupakan kajian mengenai bahasa itu digunakan sesuai
Dalam artikel non penelitian ini berupa
bentuk percakapan apoteker yang jika dianalisis memiliki unsur bentuk kata
dan frasa. Serta di temukannya wujud,
jenis dan fungsi register apoteker di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik. Berikut bentuk
konteks percakapannya yang terdapat tiga bentuk register yaitu kata, frasa,
singkatan:
1.
Wujud
Penggunaan Register
Register
apoteker, memiliki ciri khas wujud penggunaan bahasanya, dengan sebuah wujud
setiap apoteker. Berikut bentuk konteks percakapannya yang terdapat tiga bentuk
register yaitu kata, frasa, singkatan:
a) Percakapan
pertama:
Petugas : “ini bu obatnya untuk resep
formulanya silakan di sebelah
(menunjukkan kearah tempat apoteker)”.
Apoteker :
“oh jadi baru ini ceritanya bu menggunakan pil
kb”
Pasien : “iya”
Apoteker : “Jadi, ibu saya beritahu bu cara pakainya.
Jadi disini bu dibagian
Belakang
pilnya. Pilnya ini ada 28 pil bu
terus untuk cara
pemakaiannya
kita lihat disini bu ada tanda panah (sambil
menunjukkan arah panah di pilnya). Tanda
panah ini ya bu
menunjukkan jalur pemakaian obatnya ini
kita mulai pertama
kali pada saat hari pertama setelah
selesai menstruasi”.
b) Percakapan
kedua:
Pasien : “ke dokter kan 2 hari pusing terus
sakit kepala terus sama mual juga terus kata dokternya gini kamu bilang katanya
dari setelah opname kemaren sedangkan kebetulan kemarin saya mag-kan 3 hari sampai di opname”.
Apoteker : “oh gitu terus dokter sudah mengasih penjelasan cara menggunakan
obat ini bagaimana?”
Pasien : “belum”.
Apoteker : “Saya jelaskan ya mbak penggunaannya. Jadi, begini obat yang
terima ini itu nama
obatnya parasetamol”.
c)
Percakapan
Ketiga:
Apoteker : “kalau boleh
tau tensinya berapa mbak?”
Apoteker : “oh gitu aja. Jadi, gini mbak disini ada
obat katropil. Obat
katropil ini gunanya untuk menurunkan
tekanan darah”.
Apoteker : “Jadi gini mbak kalau mbak lupa minum
obatnya. Mbak tidak perlu minum obatnya double. Sebab kalau mbak minumnya
double nanti dosisnya ikut double”.
Apoteker : “Jadi begini
mbak obat katropil ini mbak efek
sampingnya adalah batuk-batuk. Jadi kalau misalnya mbak batuk-batuk
bisa minum air putih lebih banyak”.
Pasien : “inikan obatnya
ya katropil diminumnya itu 2x sehari selang
12 jam kalau diminumnya itu sebaiknya pas kondisi
lambung kosong biar obatnya cepat nyerap terus cepat nurunin tekanan darahnya. Lalu diminumnya
itu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Terus habis gitu cara
penyimpanannya itu disimpan ditempat yang kering agar tidak merusak obatnya”.
d) Percakapan
Keempat:
Dokter : “infeksi
saluran kemih (ISK), jangan suka menahan air kencing”.
Apoteker : “Apa ada alergi obat?”
Pasien :
“iya kata dokter saya sakit fariesta”.
Pasien :
“obat ini, diminum 3x sekali, 1 tablet harus sampai habis obat
maag tidak perlu
sampai habis kalau dirasa sudah membaik tidak
perlu”.
Proses
komunikasi di atas tersebut antara apoteker dan pasien menggunakan bentuk wujud
register yakni berupa istilah asing di dalamnya, meskipun ada juga yang
menggunakan sedikir istilah register bahasa Indonesia namun dalam bentuk
singkatan dan ilmiah. Terlihat sebagai
berikut:
No
|
Kata
|
Arti kata
|
1
|
resep
formulanya
|
permintaan tertulis seorang dokter yang memerlukan
ketepatan dosis obat yang diberikan dan pemilihan formula yang
tepat pula.
|
2
|
pil
kb
|
mencegah kehamilan melalui kandungan hormon estrogen dan
progestin, dengan menghambat indung telur berovulasi atau melepaskan sel telur.
|
3
|
Opname
|
proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional
akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah
sakit.
|
4
|
parasetamol.
|
jenis obat yang termasuk kelompok analgesik atau pereda
rasa sakit.
|
5
|
Tensi
|
besarnya gaya dorong darah pada dinding pembuluh darah
arteri.
|
6
|
Katropil
|
obat untuk menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan
persediaan darah dan oksigen ke jantung.
|
7
|
Dosis
|
kadar obat
|
8
|
infeksi
saluran kemih (ISK)
|
Infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih.
|
2.
Fungsi
Register
Variasi dari
segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam ragam itu dapat disebut adanya
ragam lisan dan ragam tulis, atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan
sarana atau alat tertentu, variasi bahasa dari segi pemakaian atau fungsinya
disebut fungsiolek atau ragam atau register. Register merupakan variasi bahasa
berdasarkan pemakaian tertentu yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk
keperluan atau bidang tertentu.
Pada register
peristiwa pelayanan kesehatan ini terdapat fungsi register yang paling pokok
adalah sebagai alat berkomunikasi. Fungsi register yang terdapat pada pelayanan
kesehatan ini yaitu, (1) fungsi emotif dipakai apabila kita mengungkapkan rasa
gembira, kesal, sedih, (2) fungsi konatif dipakai apabila kita mengungkapkan
perintah, saran dan permintaan, (3) fungsi permintaan atau referensial, (4)
fungsi fatik dipakai untuk menolak, (5) fungsi puitik.
Dalam
artikel ini sebagai berikut fungsi-fungsi register yang terdapat pada
percakapan register peristiwa pelayanan kesehatan antara apoteker dengan pasien
(klien):
a)
Fungsi
Interaksi
Fungsi interaksi
yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada kontak antara pihak yang sedang
berkomunikasi. Register dalam hal ini berfungsi untuk menjalin dan memelihara
hubungan serta memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial.
Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada
wktu berjumpa, berkenalan, menanyakan keadaan, meminta pamit, dan lain
sebagainya.
Percakapan
pertama:
Apoteker : “Silakan masuk ibu bapak. Perkenalkan
saya dengan apoteker
ibu ning, ibu bapak. Silakan duduk ibu,
mungkin bapak
sama
anak bisa diluar menunggu”.
Percakapan
kedua:
Apoteker : “Iya silakan masuk. Wa’alaikumsalam.
Silakan duduk mbak.
Dengan mbak
siapa?”
Pasien :
“Iya, tika”.
Apoteker : “perkenalkan
nama saya stevan apoteker di rumah sakit ini
mengajak mbak kesini untuk
menginformasikan tentang obat yang mbak terima tadi. Sebelumnya keluhannya apa dari mbak?”
Dokter : “Silakan
masuk, wa’alaikumsalam. Apa ada yang perlu saya
bantu”.
b) Fungsi Kepribadian
atau Personal
Fungsi
kepribadian atau personal yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada
penutur.Bahasa digunakan untuk menyatukan hal-hal yang bersifat pribadi. Dalam
hal-hal yang berkaitan dengan dirinya.
Apoteker
: “Silakan masuk ibu bapak. Perkenalkan
saya dengan apoteker ibu
ning, ibu bapak. Silakan
duduk ibu, mungkin bapak sama anak
bisa diluar menunggu”.
c)
Fungsi
pemecah masalah atau heuristik
Yaitu fungsi
pemakaian bahasa yang terdapat dalam ungkapan yang meminta, menurut, atau
menyatakan suatu jawaban terhadap masalah atau persoalan.Bahasa yang digunakan
biasanya sebagai alat untuk mempelajari segala hal, menyelidiki realitas,
mencari fakta, dan penjelasan. Ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam fungsi
ini berupa suatu pertanyaan yang menuntut penjelasan atau penjabaran, misalnya
“coba terangkan!”, “bagaimana proses kerja…?” dan sebagainya.
Percakapan
pertama:
Apoteker : “Jadi,
misalnya kita lupa minum pil kita hari selasa, bagaimana?”
Pasien :
“Hari rabunya baru saya minum pilnya 2
pil langsung”.
Apoteker :
“Jadi bu ada informasi tambahan yang perlu saya berikan untuk ibu anisa. Jadi,
untuk cara pemakaian dari pil kb itu ibu minum pada pagi hari saja bu terus
pada saat sesudah minum. Jadi, waktu ibu minum jangan
bersama dengan makanan lain. Jadi, kita minum ini. Misalnya, minum jam 7 nah
jam 9 kita baru bisa makan lagi atau gunakan untuk minum obat-obat lain. Jadi
intinya bu baru bisa minum dengan obat yang lain”.
Percakapan
kedua:
Apoteker : “Sekarang coba mbak ulangi bagaimana cara mbak meminum obat katropil ini?”
Pasien : “inikan obatnya ya katropil diminumnya itu 2x sehari
selang 12 jam kalau diminumnya itu sebaiknya pas kondisi lambung kosong biar
obatnya cepat nyerap terus cepat nurunin tekanan darahnya.
Lalu
diminumnya itu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Terus habis gitu
cara penyimpanannya itu disimpan ditempat yang kering agar tidak merusak
obatnya”.
Percakapan
ketiga:
Apoteker : “begini ya mas manfaat obat ini dan
macam-macam obat ini, diminum 3x sekali, 1 tablet harus sampai habis obat maag
tidak perlu sampai habis kalau dirasa sudah membaik tidak perlu. Coba diulang apa yang saya nyatakan jika
anda mengingatnya”.
Pasien : “obat ini, diminum 3x sekali, 1
tablet harus sampai habis obat maag tidak perlu sampai habis kalau dirasa sudah
membaik tidak perlu”.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan,
ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan dalam Register Pada Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik,
diantaranya sebagai berikut. Karakteristik register pada pelayanan kesehatan
tidak terlepas dari wujud register, fungsi register, dan jenis register. Pada
fungsi register ini terdapat fungsi instrumental, fungsi interaksi, fungsi
kepribadian atau personal, fungsi pemecah masalah atau heuristik, fungsi
informasi, dan fungsi hayal atau imajinasi. Selanjutnya ada beberapa jenis
register yakni Oratorical atau frozen (baku), Deliberative atau formal,
Consultative atau usaha, Casual atau santai, dan Intimate atau intim. Pada
variasi bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi apoteker adalah bahasa
Indonesia yang terkadang tercampur dengan kosakata bahasa jawa dan bahasa
ilmiah mengenai obat-obatan. Ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa
formal dan informal, yang ditandai dengan adanya fungsi dan jenis register.
Adanya register yang terjadi di rumah sakit antara apoteker dengan pasien ini
merupakan suatu hal yang terjadi karena pengaruh interaksi dengan kelompok
dalam konteks sosial dan profesi yang dijalani. Dalam konteks sosial pelayanan
kesehatan ini ditemukan wujud-wujud register apoteker dan pasien dalam bahasa
lisan yang tidak ditemukan dalam masyarakat lain karena bahasa apoteker
bersifat ilmiah yang terkadang juga bersifat rahasia. Wujud-wujud register
apoteker yang ditemukan misalnya: resep formula (istilah yang digunakan dokter
untuk disampaikan ke apoteker atau pasien (permintaan
tertulis seorang dokter yang memerlukan ketepatan dosis obat yang diberikan dan
pemilihan formula yang tepat pula), parasetamol (jenis obat yang termasuk kelompok analgesik atau
pereda rasa sakit), dan infeksi saluran kemih (ISK) (Infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih).
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar
Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Dwiraharjo,
Maryono. 2001. Bahasa Jawa
Krama. Surakarta: Pustaka
Cakra.
Halliday, M.A.K. 1978. Language as
Social Semiotic: The Social Interpretation of Language and Meaning. London: Ed-
ward Arnold.Pateda, Mansoer. 1990. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Halliday, M.A.K. dan Ruqaiya Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nababan,
P.W.J. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta:
Gramedia.
Nababan, P. W. J. 1991. Sosiolinguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Padeta, Mansoer. 1987. “Sosiolinguistik”.
Bandung: Penerbit Angkasa”
Purnanto, Dwi. 2002. Etnografi Komunikasi dan Register.
(Online) http://dwipur.sastra.staff.uns.ac.id/2009/06/03/etnografis-komunikasi-dan-register/
Diakses 04 Mei 2016.
Santoso, Anang. 2003. Bahasa Politik Pasca Orde Baru. Wedatama
Widya Sastra.
Semeru, Rudi. 2014.
SOSIOLINGUISTIK “Bahasa Kedokteran dalam Tuturan Kelompok Tutorial mahasiswa
kedokteran”. (Online) http://redisemeru.blogspot.co.id/2014/07/sosiolinguistik-bahasa-kedokteran-dalam.html Diakses
11 Mei 2016.
Soertiawan, Arif. 2012. Register dalam Interaksi di Bengkel Motor Raja
Pajang Surakarta. (Online) http://soertiawan.blogspot.co.id/
Diakses 04 Mei 2016.
Sujarwanto dan Jabrohim. 2002.
“Register Kenek-Sopir Bus Kota di Yogyakarta” dalam Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosia Budaya Abad
XXI. Edisi Pertama. Halaman 3-13. Yogyakarta: Gama Media. (Online) http://soertiawan.blogspot.co.id/
Diakses 04 Mei 2016.
No comments:
Post a Comment