Wednesday, April 5, 2017

REGISTER PADA PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT IBNU SINA GRESIK

REGISTER PADA  PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH
SAKIT IBNU SINA GRESIK

Wulan Juliani
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang


ABSTRAK
Judul artikel non penelitian ini Register Pada Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik. Pada peristiwa ini menggunakan kajian register yang mencangkup variasi bahasa pada apoteker terhadap pasien dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Dengan adanya penelitian ini bertujuan untuk membantu sistem informasi Rumah Sakit yang merupakan komponen penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan sosiolinguistik. Selain itu, data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, ataupun paragraf yang di dalamnya mengandung register. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa video atau audio dan transkrip data. Penulis menerapkan metode ini untuk memudahkan dalam menganalisis data. Dengan menstranskrip data, penulis dapat menemukan hasil data yang mengandung register tersebut. Hasil analisis data disajikan secara formal dan informal. Register pada pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk memudahkan dan meningkatkan keakuratan pengembangan sistem register terhadap apoteker dan pasien di Rumah Sakit. Sistem register pada apoteker dalam pelayanan kesehatan ini dapat memberikan informasi lebih lanjut terhadap pasien yang menjalani pengobatan. Di dalam pelayanan kesehatan, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda saja tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, dalam penelitian yang berdasarkan pandangan sosiolinguistik akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.

Kata kunci: Register, Variasi Bahasa, Pelayanan Kesehatan.

PENDAHULUAN
Variasi bahasa yang terjadi di Indonesia terkadang menjadi salah satu faktor penghambat dalam berkomunikasi. Keragaman atau variasi bahasa yang ada dapat menimbulkan perbedaan pemahaman antara komunikator dan komunikan. Begitu halnya pada sistem pemberian pelayanan kesehatan penggunaan bahasa Indonesia menjadi hal yang penting dilakukan oleh perawat (apoteker) agar klien tidak salah dalam mengartikan bahasa yang dimaksud perawat dan tidak salah dalam memahami penjelasan mengenai obat yang disampaikan apoteker.
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional di Negara ini sangat penting digunakan oleh para perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan, karena bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh penduduk Indonesia sehingga jika menggunakan bahasa Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan maka hambatan komunikasi akan semakin berkurang. Walaupun demikian sebagai seorang perawat harus tetap menghormati bahasa daerah yang digunakan klien. Hal tersebut dilakukan karena seorang perawat harus menghormati budaya yang di bawa klien, salah satu dari budaya tersebut adalah bahasa. Karena, kurang lebihnya klien lebih dominan menggunakan bahasa daerahnya terutama orang tua.
Dalam pelayanan kesehatan juga apoteker harus memahami variasi bahasa yang merupakan register yang disebabkan oleh adanya sifat-sifat khas keperluan pemakainya. Dalam kegiatan perawat (apoteker) melayani klien tentunya akan menggunakan nama-nama obat yang tidak diketahui klien. Selain itu, dengan adanya register pada pelayanan kesehatan apoteker juga dapat menjelaskan kepada klien kegunaan dan cara pemakaian obat yang klien butuhkan.
Pada pembahasan artikel ini bertujuan untuk menambah wawasan,  memahami register bahasa yang digunakan pada saat tertentu, dan ditentukan oleh apa yang anda kerjakan dengan siapa dan menggunakan sarana apa. Register mencerminkan  aspek  lain dari tingkat sosial, yaitu  proses sosial yang  merupakan proses macam-macam kegiatan sosial yang  biasanya melibatkan orang. Register  merupakan bentuk makna  khususnya  dihubungkan dengan konteks sosial tertentu, yang  di dalamnya  banyak kegiatan dan  sedikit percakapan, yang kadang- kadang sering disebut dengan bahasa tindakan. Seperti pekerjaan pelayanan kesehatan yang dilakukan apoteker dengan klien menggunakan sarana rumah sakit atau puskesmas melalui obat-obatan dengan pemakaiannya.
Pada artikel ini penulis mengambil judul “Register Pada Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik” harapannya pembaca dapat memahami penggunaan register yang mengacu pada  pemakaian kosakata  khusus yang  berkaitan dengan kelompok pekerjaan yang berbeda. Di samping itu register juga merupakan variasi bahasa  yang  berbeda  satu dengan lainnya  karena  kekhasan penggunannya. Dengan demikian, pembaca dapat mengerti register yang menunjukkan akan tipe proses sosial yang sedang terjadi.

A.  Register
Register secara sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa berdasarkan penggunaannya. Dalam register tidak terbatas pada pilihan kata saja (seperti pengertian register dalam teori tradisional) tetapi juga termasuk pada pilihan penggunaan struktur teks, dan teksturnya, karena register meliputi seluruh pilihan aspek kebahasaan atau linguistik, maka banyak linguis menyebut register sebagai style atau gaya bahasa. Variasi bahasa biasanya dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu geografis yang menimbulkan dialek geografis, faktor sosial yang berhubungan dengan kelas sosial, status dan latar belakang pendidikan. Hal ini kemudian menimbulkan adanya register. Dalam register merupakan penggambaran ragam bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan formal dan tidaknya suatu situasi, profesi dan sarana bahasa. Halliday (1978: 25) mengemukakan bahwa register adalah bahasa yang dipergunakan saat ini. Tergantung pada apa saja yang sedang dikerjakan. Selain itu, sifat kegiatannya mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial yang biasanya melibatkan orang.
Maryono (2002: 18) menyebutkan register merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya sifat- sifat khas keperluan pemakaianya, misalnya bahasa tulis terdapat bahasa iklan, bahasa tunjuk, bahasa artikel, dan sebagainya, dalam bahasa lisan terdapat bahasa lawak, bahasa politik, bahasa doa, bahasa pialang dan sebagainya. Sedangkan, Ferguson (dalam Purnanto 2002: 21) berpendapat register adalah situasi komunikasi yang terjadi berulang secara teratur dalam suatu masyarakat (yang berkenaan dengan partisipan, tempat, fungsi- fungsi komunikatif, dan seterusnya) sepanjang waktu cenderung akan berkembang menandai struktur bahasa dan pemakaian bahasa yang berbeda dengan pemakaian bahasa pada situasi komunikasi yang lain. Selain itu, terdapat pengertian register lainnya  menurut Wilkins (dalam pateda, 1990: 60) bahwa register adalah ragam pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang.
Halliday (1978: 32) menjelaskan bahwa register adalah suatu bentuk prediksi, dalam arti untuk mengetahui situasi dan konteks sosial pemakaian bahasa, bahasa yang akan terjadi dan dipakai. Dengan demikian, fenomena pemakaian register tentunya akan mengalami suatu perkembangan, baik dari khazanah kosa kata dan ungkapan-ungkapannya, maupun perkembangan dalam pengacuan maknanya. Register oleh Halliday tidak hanya membahas soal variasi pilihan kata saja, tetapi akan melingkupi pilihan penggunaan struktur teks dan teksturnya, kohesi dan leksiko gramatika., serta pilihan fonologi dan grafologinya. Oleh karena register meliputi keseluruhan aspek kebahasaan maka sering register disebut juga sebagai gaya tutur (style).
Berdasarkan teori dan pendapat para tokoh mengenai register, maka dapat disimpulkan bahwa dari uraian tentang register di atas. Register adalah ragam bahasa menurut penggunanya, yaitu bahasa yang digunakan berdasarkan tergpada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Selain itu, ragam bahasa register cenderung berkembang yang ditandai oleh  struktur dan pemakaian yang berbeda pada situasi-situasi lainnya. Register mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan macam- macam kegiatan sosial yang selalu melibatkan orang.

B.  FUNGSI REGISTER
Pada sosiolinguistik ini terdapat register yang memiliki fungsi-fungsi sesuai variasi bahasa menurut penggunanya. Dalam fungsi ini ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi register. Halliday (dalam Nababan, 1985 :42) menyebutkan bahwa fungsi register antara lain:
1. Fungsi Instrumental
Fungsi instrumental yaitu bahasa yang berorientasi pada pendengar atau lawan tutur. Bahasa yang digunakan untuk mengatur tingkah laku pendengar sehingga lawan tutur mau menuruti atau mengikuti apa yang diharapkan penutur atau penulis. Hal ini dapat dilakukan oleh penutur atau penulis dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang menyatakan permintaan, himbauan, atau rayuan.

2. Fungsi Interaksi
Fungsi interaksi yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada kontak antara pihak yang sedang berkomunikasi. Register dalam hal ini berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan serta memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu berjumpa, berkenalan, menanyakan keadaan, meminta pamit, dan lain sebagainya.

3. Fungsi Kepribadian atau Personal
Fungsi kepribadian atau personal yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada penutur.Bahasa digunakan untuk menyatukan hal-hal yang bersifat pribadi.Dalam hal-hal yang berkaitan dengan dirinya.

4. Fungsi Pemecah Masalah atau Heuristik
Fungsi pemecah masalah atau heuristik yaitu fungsi pemakaian bahasa yang terdapat dalam ungkapan yang meminta, menurut, atau menyatakan suatu jawaban terhadap masalah atau persoalan.Bahasa yang digunakan biasanya sebagai alat untuk mempelajari 18 segala hal, menyelidiki realitas, mencari fakta, dan penjelasan.Ungkapanungkapan yang digunakan dalam fungsi ini berupa suatu pertanyaan yang menuntut penjelasan atau penjabaran, misalnya “coba terangkan!”, “bagaimana proses kerja…?” dan sebagainya.

5. Fungsi Hayal atau Imajinasi
Fungsi hayal atau imajinasi yaitu fungsi pemakaian bahasa yang berorientasi pada amanat atau maksud yang akan disampaikan. Bahasa dalam fungsi ini digunakan untuk mengungkapkan dan menyampaikan pikiran atau gagasan dan perasaan penutur atau penulis.

6. Fungsi Informasi
Fungsi informasi yaitu pemakaian bahasa yang berfungsi sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain.

Selain dari 6 fungsi register di atas ada pula pendapat lain yang menjelaskan pendapatnya mengenai fungsi lainnya. Fungsi register para pengunduh sarang burung walet di Goa Karang Bolong, kabupaten Kebumen ini diartikan sama dengan fungsi bahasa dalam pandangan sosiolinguistik. Menurut Jakobson (dalam Soeparno, 2003:6-7) fungsi bahasa antara lain:

1. Fungsi Emotif
Fungsi emotif adalah bahasa berfungsi sebagai pengungkap rasa gembira, sedih, kesal dan lain sebagainya. Dimana sebagai tumpuannya adalah penutur (addresser). Fungsi bahasa ini berhubungan dengan ungkapan perasaan dan emosi
dari penutur.

2. Fungsi Konatif
Fungsi konatif adalah fungsi bahasa dimana yang menjadi tumpuan adalah lawan bicara (addresce).Fungsi bahasa ini berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan agar lawan bicara dapat melakukan apa yang diungkapkan oleh penutur.

3. Fungsi Referensial
Fungsi referensial adalah fungsi bahasa yang terjadi jika kita sedang membicarakan topik tertentu dan yang menjadi tumpuan adalah konteks (context). Fungsi bahasa ini terjadi ketika kita sedang membicarakan suatu permasalahan dengan topik tertentu.

4. Fungsi Puitik
Fungsi puitik adalah fungsi yang terjadi jika kita menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu dan yang menjadi tumpuannya adalah pesan (massage).

5. Fungsi Fatik
Fungsi fatik adalah fungsi bahasa yang dilakukan jika seseorang bertujuan hanya untuk bisa kontak langsung dengan orang lain dan yang menjadi tumpuan adalah pembicaraan dalam kontak (contact).

6. Fungsi Metalingual
Fungsi metalingual adalah fungsi bahasa yang terjadi jika kita berbicara masalah bahasa dengan menggunakan bahasa tertentu dan yang menjadi tumpuannya adalah kode (code).Fungsi metalingual misalnya bahasa untuk menjelaskan, mendefinisikan, atau menamai.

Dengan adanya berbagai macam fungsi yang terdapat pada register dan penggunannya. Dengan hal ini dapat disadari bahwa bahasa pada register tidak terbatas pada pilihan kata saja. Selain itu, dengan adanya variasi bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu dan tujuan tersendiri.

C.  Jenis-Jenis Register
Pengertian register menurut Wilkins (dalam pateda, 1990: 60) bahwa register adalah ragam pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang. Register dibedakan dalam jenis-jenis berikut:
1. Oratorical atau frozen (baku)
Pada jenis baku ini yaitu register yang digunakan oleh pembicara yang profesional karena pola dan kaidahnya sudah mantap, biasanya digunakan pada situasi yang khidmad, seperti pada mantra, undang-undang, kitab suci, dan lain sebagainya.

2. Deliberative atau formal
Pada jenis formal ini yaitu register yang digunkan pada situasi resmi sesuai dengan tujuan untuk memperluas pembicaraan yang disengaja, misalnya pidato kenegaraan, peminangan, dan sebagainya.

3. Consultative atau usaha
Pada jenis  usaha ini yaitu register yang digunakan dalam transaksi kenegaraan , peminanagan, dan sebagainya.

4. Casual atau santai
Pada jenis santai ini yaitu register yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Ragam ini banyak menggunakan allegro, yaitu bentuk kata yang diperpendek.

5. Intimate atau intim
Pada jenis intim yaitu register yang digunakan pada situasi antar anggota keluarga. Halliday (1978: 25) mengemukakan bahwa register adalah bahasa yang dipergunakan saat ini tergantung pada apa saja yang sedang dikerjakan. Selain itu, sifat kegiatannya mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial yang biasanya melibatkan orang.
Dapat disimpulkan dari uraian tentang register diatas, register adalah ragam bahasa menurut pemakaianya, yaitu bahasa yang digunakan tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Register mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan macam- macam kegiatan sosial yang selalu melibatkan orang.

D.  Register Pada Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik

Pada pembahasan sebelumnya telah disinggung bahwa register ini merupakan secara sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa berdasarkan penggunaannya. Dengan hal ini pada pelayanan kesehatan antara apoteker dengan klien atau pasien pula juga merupakan register atau variasi bahasa. Karena, dalam kegiatan tersebut terdapat komikator dan komunikan yang membahas mengenai pelayanan kesehatan dimana terdapat frase-farse yang mengaitkan dengan register. Selanjutnya, register merupakan ragam bahasa yang dipergunakan untuk maksud tertentu, sebagai kebalikan dari dialek sosial atau regional (yang bervariasi karena penuturnya) register ini dapat dibatasi menjadi lebih sempit dengan acuan pada pokok ujaran, pada media atau pada tingkat keformalan (Harman dan Stork dalam Alwasilah 1993 : 53).
Register dibagi menjadi dua bentuk yaitu register selingkung terbatas dan register selingkung terbuka. Register selingkung terbatas maknanya sedikit, sifatnya terbatas jumlah kata dan maknanya terbatas sehingga beritanya terbatas dan tertentu, register ini merupakan yang tidak mempunyai tempat secara konkrit dalam masyarakat maupun dalam tataran individu dan kreativitas, karena sudah jarang dipakai. Selain itu terdapat, register selingkung terbuka mempunyai corak- corak makna yang berhubungan dengan register, bahasa yang digunakan dalam register yang lebih terbuka adalah bahasa tidak resmi atau percakapan spontan. Namun, register ini tidak ada situasi maknanya ada tingkat tertentu tidak ditujukan secara langsung selalu ada ciri yang dijelaskan ( Halliday 1994: 53-55).
Pada register peristiwa pelayanan kesehatan ini mempunyai ciri-ciri register berupa   (1) register yang berwujud kosa kata khusus yang hanya dimengerti oleh komunitas apoteker, (2) register yang berwujud frase, (3) register dilihat dari struktur kalimatnya dan (4) register yang berwujud allegro. Dalam register, variasi bahasa berdasarkan penggunaannya merupakan kajian mengenai bahasa itu digunakan sesuai
Dalam artikel non penelitian ini berupa bentuk percakapan apoteker yang jika dianalisis memiliki unsur bentuk kata dan  frasa. Serta di temukannya wujud, jenis dan fungsi register apoteker di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik. Berikut bentuk konteks percakapannya yang terdapat tiga bentuk register yaitu kata, frasa, singkatan:

1.    Wujud Penggunaan Register
Register apoteker, memiliki ciri khas wujud penggunaan bahasanya, dengan sebuah wujud setiap apoteker. Berikut bentuk konteks percakapannya yang terdapat tiga bentuk register yaitu kata, frasa, singkatan:
a)    Percakapan pertama:
Petugas       : “ini bu obatnya untuk resep formulanya silakan di sebelah
  (menunjukkan kearah tempat apoteker)”.
Apoteker    : “oh jadi baru ini ceritanya bu menggunakan pil kb
Pasien         : “iya”
Apoteker    : “Jadi, ibu saya beritahu bu cara pakainya. Jadi disini bu dibagian
  Belakang pilnya. Pilnya ini ada 28 pil bu terus untuk cara
  pemakaiannya kita lihat disini bu ada tanda panah (sambil
menunjukkan arah panah di pilnya). Tanda panah ini ya bu
menunjukkan jalur pemakaian obatnya ini kita mulai pertama
kali pada saat hari pertama setelah selesai menstruasi”.

b)      Percakapan kedua:
Pasien       : “ke dokter kan 2 hari pusing terus sakit kepala terus sama mual juga terus kata dokternya gini kamu bilang katanya dari setelah opname kemaren sedangkan kebetulan kemarin saya mag-kan 3 hari sampai di opname”.
Apoteker  : “oh gitu terus dokter sudah mengasih penjelasan cara menggunakan obat ini bagaimana?”
Pasien       : “belum”.
Apoteker  : “Saya jelaskan ya mbak penggunaannya. Jadi, begini obat yang terima ini itu nama obatnya parasetamol.

c)      Percakapan Ketiga:
Apoteker    : “kalau boleh tau tensinya berapa mbak?”
Apoteker    : “oh gitu aja. Jadi, gini mbak disini ada obat katropil. Obat katropil ini gunanya untuk menurunkan tekanan darah”.
Apoteker    : “Jadi gini mbak kalau mbak lupa minum obatnya. Mbak tidak perlu minum obatnya double. Sebab kalau mbak minumnya double nanti dosisnya ikut double”.
Apoteker    : “Jadi begini mbak obat katropil ini mbak efek sampingnya adalah batuk-batuk. Jadi kalau misalnya mbak batuk-batuk bisa minum air putih lebih banyak”.
Pasien         : “inikan obatnya ya katropil diminumnya itu 2x sehari selang 12 jam kalau diminumnya itu sebaiknya pas kondisi lambung kosong biar obatnya cepat nyerap terus cepat nurunin tekanan darahnya. Lalu diminumnya itu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Terus habis gitu cara penyimpanannya itu disimpan ditempat yang kering agar tidak merusak obatnya”.

d)     Percakapan Keempat:
Dokter       : “infeksi saluran kemih (ISK), jangan suka menahan air kencing”.
Apoteker   : “Apa ada alergi obat?”
 Pasien        : “iya kata dokter saya sakit fariesta”.
 Pasien        : “obat ini, diminum 3x sekali, 1 tablet harus sampai habis obat
  maag tidak perlu sampai habis kalau dirasa sudah membaik tidak
  perlu”.

Proses komunikasi di atas tersebut antara apoteker dan pasien menggunakan bentuk wujud register yakni berupa istilah asing di dalamnya, meskipun ada juga yang menggunakan sedikir istilah register bahasa Indonesia namun dalam bentuk singkatan dan ilmiah. Terlihat  sebagai berikut:

No
Kata
Arti kata
1
resep formulanya
permintaan tertulis seorang dokter yang memerlukan ketepatan dosis obat yang diberikan dan pemilihan formula yang tepat pula.
2
pil kb
mencegah kehamilan melalui kandungan hormon estrogen dan progestin, dengan menghambat indung telur berovulasi atau melepaskan sel telur.
3
Opname
proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit.
4
parasetamol.
jenis obat yang termasuk kelompok analgesik atau pereda rasa sakit.
5
Tensi
besarnya gaya dorong darah pada dinding pembuluh darah arteri. 
6
Katropil
obat untuk menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan persediaan darah dan oksigen ke jantung.
7
Dosis
kadar obat 
8
infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih.


2.    Fungsi Register
Variasi dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam ragam itu dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis, atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, variasi bahasa dari segi pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek atau ragam atau register. Register merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakaian tertentu yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu.
Pada register peristiwa pelayanan kesehatan ini terdapat fungsi register yang paling pokok adalah sebagai alat berkomunikasi. Fungsi register yang terdapat pada pelayanan kesehatan ini yaitu, (1) fungsi emotif dipakai apabila kita mengungkapkan rasa gembira, kesal, sedih, (2) fungsi konatif dipakai apabila kita mengungkapkan perintah, saran dan permintaan, (3) fungsi permintaan atau referensial, (4) fungsi fatik dipakai untuk menolak, (5) fungsi puitik.
Dalam artikel ini sebagai berikut fungsi-fungsi register yang terdapat pada percakapan register peristiwa pelayanan kesehatan antara apoteker dengan pasien (klien):
a)    Fungsi Interaksi
Fungsi interaksi yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada kontak antara pihak yang sedang berkomunikasi. Register dalam hal ini berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan serta memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada wktu berjumpa, berkenalan, menanyakan keadaan, meminta pamit, dan lain sebagainya.
Percakapan pertama:
Apoteker    : “Silakan masuk ibu bapak. Perkenalkan saya dengan apoteker
ibu ning, ibu bapak. Silakan duduk ibu, mungkin bapak sama
anak bisa diluar menunggu”.

Percakapan kedua:
Apoteker    : “Iya silakan masuk. Wa’alaikumsalam. Silakan duduk mbak.
Dengan mbak siapa?”
Pasien          : “Iya, tika”.
Apoteker    : “perkenalkan nama saya stevan apoteker di rumah sakit ini
mengajak mbak kesini untuk menginformasikan tentang obat yang mbak terima tadi. Sebelumnya keluhannya apa dari mbak?”
Dokter         : “Silakan masuk, wa’alaikumsalam. Apa ada yang perlu saya
bantu”.

b)   Fungsi Kepribadian atau Personal
Fungsi kepribadian atau personal yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada penutur.Bahasa digunakan untuk menyatukan hal-hal yang bersifat pribadi. Dalam hal-hal yang berkaitan dengan dirinya.

Apoteker    : “Silakan masuk ibu bapak. Perkenalkan saya dengan apoteker ibu
 ning, ibu bapak. Silakan duduk ibu, mungkin bapak sama anak
 bisa diluar menunggu.

c)    Fungsi pemecah masalah atau heuristik
Yaitu fungsi pemakaian bahasa yang terdapat dalam ungkapan yang meminta, menurut, atau menyatakan suatu jawaban terhadap masalah atau persoalan.Bahasa yang digunakan biasanya sebagai alat untuk mempelajari segala hal, menyelidiki realitas, mencari fakta, dan penjelasan. Ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam fungsi ini berupa suatu pertanyaan yang menuntut penjelasan atau penjabaran, misalnya “coba terangkan!”, “bagaimana proses kerja…?” dan sebagainya.
Percakapan pertama:
Apoteker    : “Jadi, misalnya kita lupa minum pil kita hari selasa, bagaimana?”
Pasien                 : “Hari rabunya baru saya minum pilnya 2 pil langsung”.
Apoteker    : “Jadi bu ada informasi tambahan yang perlu saya berikan untuk ibu anisa. Jadi, untuk cara pemakaian dari pil kb itu ibu minum pada pagi hari saja bu terus pada saat sesudah minum. Jadi, waktu ibu minum jangan bersama dengan makanan lain. Jadi, kita minum ini. Misalnya, minum jam 7 nah jam 9 kita baru bisa makan lagi atau gunakan untuk minum obat-obat lain. Jadi intinya bu baru bisa minum dengan obat yang lain”.

Percakapan kedua:
Apoteker    : “Sekarang coba mbak ulangi bagaimana cara mbak meminum obat katropil ini?”
Pasien         : “inikan obatnya ya katropil diminumnya itu 2x sehari selang 12 jam kalau diminumnya itu sebaiknya pas kondisi lambung kosong biar obatnya cepat nyerap terus cepat nurunin tekanan darahnya. Lalu diminumnya itu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Terus habis gitu cara penyimpanannya itu disimpan ditempat yang kering agar tidak merusak obatnya”.

Percakapan ketiga:
Apoteker    : “begini ya mas manfaat obat ini dan macam-macam obat ini, diminum 3x sekali, 1 tablet harus sampai habis obat maag tidak perlu sampai habis kalau dirasa sudah membaik tidak perlu. Coba diulang apa yang saya nyatakan jika anda mengingatnya”.
Pasien         : “obat ini, diminum 3x sekali, 1 tablet harus sampai habis obat maag tidak perlu sampai habis kalau dirasa sudah membaik tidak perlu”.


KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan dalam Register Pada Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik, diantaranya sebagai berikut. Karakteristik register pada pelayanan kesehatan tidak terlepas dari wujud register, fungsi register, dan jenis register. Pada fungsi register ini terdapat fungsi instrumental, fungsi interaksi, fungsi kepribadian atau personal, fungsi pemecah masalah atau heuristik, fungsi informasi, dan fungsi hayal atau imajinasi. Selanjutnya ada beberapa jenis register yakni Oratorical atau frozen (baku), Deliberative atau formal, Consultative atau usaha, Casual atau santai, dan Intimate atau intim. Pada variasi bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi apoteker adalah bahasa Indonesia yang terkadang tercampur dengan kosakata bahasa jawa dan bahasa ilmiah mengenai obat-obatan. Ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa formal dan informal, yang ditandai dengan adanya fungsi dan jenis register. Adanya register yang terjadi di rumah sakit antara apoteker dengan pasien ini merupakan suatu hal yang terjadi karena pengaruh interaksi dengan kelompok dalam konteks sosial dan profesi yang dijalani. Dalam konteks sosial pelayanan kesehatan ini ditemukan wujud-wujud register apoteker dan pasien dalam bahasa lisan yang tidak ditemukan dalam masyarakat lain karena bahasa apoteker bersifat ilmiah yang terkadang juga bersifat rahasia. Wujud-wujud register apoteker yang ditemukan misalnya: resep formula (istilah yang digunakan dokter untuk disampaikan ke apoteker atau pasien (permintaan tertulis seorang dokter yang memerlukan ketepatan dosis obat yang diberikan dan pemilihan formula yang tepat pula), parasetamol (jenis obat yang termasuk kelompok analgesik atau pereda rasa sakit), dan infeksi saluran kemih (ISK) (Infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih).


DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Dwiraharjo, Maryono. 2001. Bahasa Jawa Krama. Surakarta: Pustaka Cakra.
Halliday, M.A.K. 1978. Language as Social Semiotic: The Social Interpretation of Language and Meaning. London: Ed- ward Arnold.Pateda, Mansoer. 1990. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Halliday, M.A.K. dan Ruqaiya Hasan. 1994.  Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta:  Gramedia.
Nababan, P. W. J. 1991. Sosiolinguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Padeta, Mansoer. 1987. “Sosiolinguistik”. Bandung: Penerbit Angkasa”
Purnanto, Dwi. 2002. Etnografi Komunikasi dan Register. (Online) http://dwipur.sastra.staff.uns.ac.id/2009/06/03/etnografis-komunikasi-dan-register/ Diakses 04 Mei 2016.
Santoso, Anang. 2003. Bahasa Politik Pasca Orde Baru. Wedatama Widya Sastra.

Semeru, Rudi. 2014. SOSIOLINGUISTIK “Bahasa Kedokteran dalam Tuturan Kelompok Tutorial mahasiswa kedokteran”. (Online) http://redisemeru.blogspot.co.id/2014/07/sosiolinguistik-bahasa-kedokteran-dalam.html Diakses 11 Mei 2016.

Soertiawan, Arif. 2012. Register dalam Interaksi di Bengkel Motor Raja Pajang Surakarta. (Online) http://soertiawan.blogspot.co.id/ Diakses 04 Mei 2016.
Sujarwanto dan Jabrohim. 2002. “Register Kenek-Sopir Bus Kota di Yogyakarta” dalam Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosia Budaya Abad XXI. Edisi Pertama. Halaman 3-13. Yogyakarta: Gama Media. (Online) http://soertiawan.blogspot.co.id/ Diakses 04 Mei 2016.


No comments:

Pidato mengenai Krisis Pengolahan Sampah

Krisis Pengolahan Sampah  Assalamu’alaikum.wr.wb Yang saya hormati, Bapak dosen pengampu mata kuliah Retorika Bapak Arif Setiawan ...